ECONOMIC ZONE - Menurut data dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), jumlah wirausaha sosial di Indonesia mengalami peningkatan pada tahun 2023, mencapai sekitar 20.000 dari sebelumnya 15.000 pada tahun 2022. Peningkatan ini perlu terus didorong mengingat masih besarnya kesenjangan sosial, tingkat pengangguran, serta keterbatasan akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan di Indonesia.
Wirausaha sosial memiliki peran penting dalam memberikan solusi yang berdampak bagi masyarakat rentan, mengurangi kemiskinan, serta menerapkan prinsip keberlanjutan dalam operasional bisnisnya. Salah satu contoh wirausaha sosial adalah Plana, yang mengolah limbah plastik dan sekam padi menjadi bahan bangunan berkelanjutan, seperti PlanaWood dan PlanaBrick.
Plana hadir dengan misi untuk mengubah pandangan terhadap sampah dan memberikan dampak positif bagi lingkungan. Berkat inovasinya, Plana berhasil memperoleh hibah dari DBS Foundation Grant Award 2023 guna memperluas jangkauan dampaknya. Pada ajang tersebut, DBS Foundation mendistribusikan dana hibah lebih dari Rp8 miliar kepada empat wirausaha sosial di Indonesia.
Menemukan Masalah untuk Merumuskan Solusi
Setiap wirausaha sosial lahir dari suatu permasalahan yang perlu dipecahkan. Dalam kasus Plana, tantangan utama yang dihadapi adalah pengelolaan limbah plastik dan sekam padi yang kurang optimal.
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), jumlah timbunan sampah di Indonesia sepanjang 2024 mencapai 21,8 juta ton, dengan 9,3 juta ton atau 42,5 persen di antaranya tidak terkelola dengan baik. Bahkan, diperkirakan pada 2025, limbah plastik yang mencemari lautan bisa mencapai 780 ribu ton per tahun.
Meskipun berbagai program daur ulang telah berkembang, banyak solusi yang hanya menghasilkan produk sekali pakai, yang pada akhirnya tetap berujung menjadi limbah. Selain plastik, sekam padi juga menjadi jenis limbah yang belum banyak dimanfaatkan dan berpotensi mencemari lingkungan jika dibakar. Menanggapi tantangan ini, Plana mengembangkan PlanaWood dan PlanaBrick sebagai solusi yang lebih berkelanjutan.
Saat ini, Plana mampu mengolah sekitar 8 ton limbah plastik dan 16 ton sekam padi per bulan, yang kemudian diproses menjadi pelet kayu. Bahan baku ini diperoleh dari jaringan petani dan pemulung yang menjadi mitra Plana.
Melakukan Riset dan Menyusun Rencana Bisnis Berkelanjutan
Setelah mengidentifikasi masalah utama, langkah berikutnya adalah melakukan riset yang mendalam. Riset bisnis diperlukan untuk memahami target pasar, regulasi yang berlaku, daya saing industri, serta peluang dan tantangan yang ada. Selain itu, penting juga untuk mengidentifikasi pelaku usaha serupa di tingkat global guna mencari inspirasi dan inovasi baru.
“Sebelum mendirikan Plana, kami melakukan riset dan pengembangan (R&D) selama kurang lebih lima tahun. Penelitian ini mencakup volume limbah plastik dan sekam padi yang terbuang serta metode produksi yang efektif, mulai dari polymer injection hingga plastik komposit. Dari hasil riset inilah, kami menemukan formula plastik komposit berbahan sekam padi dan sampah plastik yang menjadi ciri khas Plana,” ujar Joshua C. Chandra, Co-founder & Chief of Sustainability Plana.
Joshua juga menekankan pentingnya rencana bisnis yang tidak hanya mempertimbangkan aspek komersial tetapi juga dampak sosial dan lingkungan. Dalam bisnis sosial, keselarasan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) menjadi faktor penting yang membedakan dari bisnis konvensional.
Selain itu, Plana juga aktif memberikan edukasi kepada petani mengenai dampak buruk pembakaran sekam padi terhadap lingkungan. Melalui pelatihan dan sosialisasi, petani mendapatkan pemahaman tentang alternatif pengelolaan limbah serta peluang ekonomi dari menjual sekam padi ke Plana.
Berkolaborasi dengan Mitra yang Tepat
Melalui riset, wirausaha sosial tidak hanya dapat mengenali kompetitor dan inspirator, tetapi juga menemukan potensi mitra strategis. Kemitraan dengan pihak yang memiliki visi dan nilai serupa dapat mempercepat pertumbuhan dan memperluas dampak bisnis sosial.
Plana merupakan contoh sukses bagaimana inovasi dan kolaborasi dapat berjalan selaras. Dengan komitmennya terhadap keberlanjutan, Plana berhasil meraih pendanaan dari DBS Foundation Grant Award 2023, bersaing dengan lebih dari 1.000 pelamar dari enam negara di Asia.
“Dukungan dari DBS Foundation memungkinkan kami untuk meningkatkan skala produksi, meningkatkan efisiensi pabrik, serta memperoleh sertifikasi dan hak paten. Dengan langkah ini, Plana dapat memperkuat reputasinya serta memperluas pasar, baik di tingkat nasional maupun internasional. Ini bukan sekadar pertumbuhan bisnis, tetapi juga upaya menciptakan dampak keberlanjutan yang lebih besar bagi lingkungan dan masyarakat,” tambah Joshua.
Evaluasi, Monitoring, dan Pengukuran Dampak
Agar tetap berada di jalur yang tepat, evaluasi dan pemantauan secara berkala menjadi langkah yang sangat penting. Dengan melakukan evaluasi rutin, bisnis sosial dapat mengukur efektivitas strategi, mengidentifikasi tantangan, serta menemukan peluang pengembangan lebih lanjut.
Selain meninjau aspek finansial, Plana juga mengevaluasi berbagai indikator keberlanjutan, seperti jumlah limbah yang berhasil didaur ulang, manfaat ekonomi bagi petani lokal, serta efisiensi operasional. Sepanjang 2024, Plana telah mengolah 90 ton limbah plastik dan sekam padi. Selain itu, petani yang sebelumnya membakar sekam kini memiliki sumber pendapatan tambahan dengan menjualnya ke Plana.
Mona Monika, Head of Group Strategic Marketing and Communications PT Bank DBS Indonesia, menyatakan bahwa kisah Plana menjadi inspirasi bagi anak muda yang peduli terhadap keberlanjutan. “Dengan hadirnya wirausaha sosial seperti Plana, kami berharap semakin banyak pelaku usaha yang beralih ke model bisnis yang berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. Bank DBS Indonesia dan DBS Foundation akan terus mendukung mereka dalam mempercepat dampak positif yang diciptakan,” ujarnya.
Program DBS Foundation Grant Award merupakan bagian dari komitmen Bank DBS Indonesia dalam mendorong dampak sosial yang lebih luas melalui pilar keberlanjutan “Impact Beyond Banking.” Selain mendukung wirausaha sosial melalui dana hibah, DBS Foundation juga bekerja sama dengan berbagai organisasi, seperti The Asia Foundation dan Yayasan Humanis & Inovasi Sosial, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat rentan di Indonesia.
Melalui berbagai inisiatif ini, DBS Foundation berkomitmen untuk menyalurkan SGD 1 miliar dalam kurun waktu 10 tahun guna mempercepat perubahan positif dan menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan.
Komentar