ECONOMIC ZONE - Generasi muda di Magelang ditekankan untuk bijak dan bertanggung jawab di internet dengan menerapkan empat pilar literasi digital. Kemudahan akses internet wajib diimbangi dengan pemahaman mengenai dunia digital itu sendiri, salah satunya dengan etika digital.
“Salah satu empat pilar literasi digital adalah Digital Ethics, yaitu etika saat di ruang digital yang tidak berbeda dengan etika di dunia nyata, hanya karena tidak bertatap muka secara langsung kalian harus tetap sopan santun dengan orang lain dan tidak sembarangan dalam meng-update status,” ujar Bambang Tri Santoso, Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan pada Festival Literasi Digital bertajuk “Etika Pelajar di Dunia Digital” di Magelang, Jawa Tengah, Kamis (05/09)
Bambang mengatakan, di samping pilar etika digital, tiga pilar literasi digital lainnya juga wajib diketahui agar senantiasa aman di ruang digital.
Sejalan dengan penuturan Bambang mengenai urgensi etika digital, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang, Imam Baihaqi menekankan pentingnya moral dalam interaksi sosial, termasuk di dunia digital.
“Moral seharusnya menjadi dasar yang sangat penting dalam kehidupan, guna tercapainya suatu tatanan masyarakat yang mampu menjaga hubungan sosial dengan baik, namun malah seakan diabaikan. Padahal moral menjamin harkat dan martabat pada diri seseorang demi terjalin rasa hormat antar sesama manusia,” jelasnya.
Teknologi telah membuat pandangan mengenai moral turut berevolusi, peserta harus memahami bahwa moral masih menjadi hal yang penting di ruang digital.
“Saat ini terdapat banyak kegelisahan terkait dengan problematika moral di era digital. Banyak permasalahan muncul yang disebabkan oleh adanya penyalahgunaan media digital, contohnya seperti cyberbullying,” tekan Imam.
Menurutnya, moral dan etika di dunia digital lah yang dapat menjadi batasan agar tidak terjadi situasi-situasi yang tidak diinginkan.
Sepaham dengan itu, Aktivis Pendidikan Alternatif & Kontributor Islami.co, Ubaidillah Fatawi, menegaskan adanya konsekuensi moral di dunia digital dapat menjadi jebakan bagi generasi muda di masa depan.
“Jejak digital, apapun yang kita posting di media sosial, itu akan direkam oleh platform tersebut. Kalau kalian posting yang baik-baik, kalian akan dikenal baik, begitupun juga sebaliknya. Risiko jangka panjang jika kalian mem-posting hal yang buruk adalah kesulitan mencari kerja. Di zaman yang semakin canggih ini, para HR akan melakukan background checking dari akun media sosial kalian,” tegasnya.