ECONOMIC ZONE - Baubau - Literasi Digital menjadi bekal bagi generasi muda untuk senantiasa menjaga privasinya di dunia digital. Perluasan akses teknologi digital dapat mendatangkan ancaman risiko dalam keamanan privasi digital.
“Salah satu aspek penting dari literasi digital adalah kesadaran akan pentingnya privasi digital. Kita harus memahami betapa berharganya data pribadi kita, maka kalian sebagai generasi muda harus lebih berhati-hati dalam membagikan informasi pribadi di segala jenis platform digital,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Baubau, Eko Prasetya di SMAN 1 Baubau, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, Senin (05/08).
Eko Prasetya mengatakan dalam Talk Show Festival Literasi Digital Makin Cakap Digital 2024 “Tips dan Trick Menjaga Keamanan Privasi Secara Digital”, bahwa generasi muda juga harus pandai dalam membuat password yang kuat untuk menghindari ancaman kejahatan digital.
“Kalau kita bikin password biasanya itu kan yang hal-hal yang biasa dekat dengan kita dan kita nyaman. Tapi kenyataannya, keamanan itu berbanding terbalik dengan kenyamanan, jadi kita harus berhati-hati saat membuat password,” imbuhnya
Ancaman kejahatan digital tidak hanya terjadi dari password yang dibobol. Namun juga bisa terjadi karena kecerobohan diri sendiri karena kurang bijak dalam menjaga informasi pribadi.
“Contohnya ketika kalian belanja online, coba sisihkan waktu satu menit untuk menghapus data-data penting yang tertera di bungkus paket. Karena kejahatan digital bisa datang dari mana aja dan kapan aja,” ujar Eko.
Guna menyelaraskan pengetahuan mengenai keamanan digital, dibutuhkan kemampuan untuk memahami pentingnya etika digital. Lebih lanjut, menurut Guru SMAN 1 Kota Baubau, Musbartig, pemahaman etika digital yang baik dapat menyelamatkan diri dari jenis ancaman yang ada di ruang digital.
“Etika digital adalah serangkaian prosedur yang dibuat untuk mengurangi kerugian yang ditimbulkan oleh pengguna teknologi. Jadi kita sebagai pengguna teknologi harus menjaga etika digital untuk melindungi diri dari kerugian yang bisa menimpa kita,” ungkap Musbartig.
Menurutnya, perlu adanya hal-hal yang diperhatikan dalam menjaga etika digital yang baik.
“Kalau jaman dulu ada istilah mulutmu harimaumu, tapi kalau sekarang adalah jarimu harimaumu. Karena jika kita tidak hati-hati dalam mengetik sesuatu di internet, kita harus terima segala konsekuensinya,” imbuhnya.
Kegiatan festival literasi digital yang dihadiri oleh 2.414 pelajar SMAN 1 dan SMPN 1 Baubau ini berhasil mengedukasi generasi muda dalam menjaga privasi dan keamanan digital terhadap ekosistem digital yang lebih aman, dapat dipercaya, dan lebih tangguh yang menghormati hak privasi individu, melindungi informasi sensitif, dan meningkatkan kepercayaan terhadap teknologi dan layanan digital.
Komentar