ECONOMIC ZONE - PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) mengadakan workshop untuk meningkatkan literasi keuangan syariah para jurnalis. Kegiatan rutin tersebut dikuti 40 anggota Jurnalis Ekonomi Syariah (JES) dan merupakan bentuk dukungan BCA Syariah terhadap Bulan Inklusi Keuangan 2024 yang dicanangkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dikatakan Presiden Direktur BCA Syariah Yuli Melati Suryaningrum, BCA Syariah, peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah penting untuk mendorong pangsa pasar dan pemahaman masyarakat terhadap perbankan syariah. Sepanjang 2024 kegiatan edukasi keuangan yang dilakukan BCA Syariah telah menjangkau lebih dari 21.000 perserta. Mereka terdiri dari pelajar, mahasiswa, wartawan, pelaku UMKM dan masyarakat umum.
“Melalui pelatihan ini, kami berharap dapat meningkatkan kemampuan para wartawan untuk menyampaikan edukasi mengenai perbankan syariah khususnya keunggulan dari produk dan layanannya kepada khalayak luas,“ jelas Yuli dalam sambutannya pada kegiatan BCA Syariah Media Workshop: Cakap Keuangan Syariah, Hidup Kian Berkah di Megamendung Bogor, Jawa Barat , 22-23 November 2024.
Pada kegiatan tersbut juga diumumkan empat pemenang lomba BCA Syariah Journalist Writing Competition 2024, sebagai bagian dari upaya meningkatkan literasi melalui karya tulis jurnalistik di media cetak maupun online. Perlombaan tersebut diselenggarakan 7 Oktober - 10 November 2024 dengan tema “Emas Pilihan Investasi Aman dan Menguntungkan”. BCA Syariah bersama tim juri telah menyeleksi 101 artikel yang sudah diayangkan oleh i berbagai media cetak dan online secara nasional.
Yuli menambahkan, kesehatan keuangan BCA Syariah juga selalu dijaga. Salah satunya dengan berupaya mempertahankan non perfoming financing (NPF) pada kisaran 2 persen. Diakuinya meskipun ada tantangan dalam pembiayan sektor UMKM dan konsumer, namun NPF masih terkendali lantaran menerapkan prinsip kehatian –hatian.
Yang menjadi tantangan, tambah Yuli, industri UMKM, membutuhkan ketahanan yang sangat tinggi. Ketika mereka menghadapi badai misalnya daya beli turun, tetap punya endurance. Tantangan lain adalah pelemahan daya beli masyarakat, serta adanya penurunan jumlah kelas menengah di dalam negeri.
"Di saat memang daya beli turun, ekonomi yang menengah bergeser ke bawah. Seperti itu, buat perbankan memang tantangannya adalah bagaimana supaya tetap dapat memilih, melihat secara hati-hati mana yang memiliki sustainability atas prospeknya," imbuh Yuli.
Dalam workshop tersebut Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah KNEKS Sutan Emir Hidayat sebagai narasumber memaparkan perkembangan industri keuangan dan perbankan syariah. Menurutnya literasi keuangan syariah sangat penting dalam pengembangan industri keuangan syariah. Terlebih prospek pengengamban industri syariah Indonesia amat besar. Pada Survei Nasional Literasi dan Inklusi (SNLKI) tahun 2024, menunjukkan bahwa pemahaman dan akses masyarakat terhadap produk perbankan syariah masih perlu ditingkatkan.
Penguatan literasi dan inklusi syariahmenurt Sutan harus dilakukan melalui upaya kolaboratif dan komprehensif dari seluruh pemangku kepentingan termasuk lembaga keuangan syariah (LKS). Termasuk kepada jurnalis sehingga dapat memperluas informasi mengenai manfaat dan akses keuangan syariah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Narasumber lain, yakni Kepala Satuan Kerja Bisnis, Ritel dan Konsumer BCA Syariah Sumiar Bukit Mas Siahaan membahas mengenai produk pembiayaan konsumer bank syariah.
Diungkapkan Bukit, pembiayaan segmen Konsumer BCA Syariah mencapai Rp1,32 triliun per Oktober 2024, meningkat 75,16 pesen (yoy). Pembiayaan konsumer mengalami kenaikan sebesar Rp568,1 miliar dari posisi Oktober 2023 yang sebesar Rp755,8 miliar.
“Outstanding naik cukup tinggi, 2020 di Rp38 miliar. Sampai dengan Oktober 2024, itu posisi kita sekarang sudah di Rp1,32 triliun. Adapun pembiayaan konsumer BCA Syariah sepanjang tahun ini hingga Oktober 2024 mencapai Rp713,4 miliar atau tumbuh 54,54 peren (yoy). Periode Januari-Oktober 2023 senilai Rp461,6 miliar,” jelas Bukit.
Dari empat produk pembiayaan konsumer BCA Syariah—yakni Emas iB, Kredit Pembiayaan Rumah (KPR) iB, Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) iB, dan Umrah iB—KPR menjadi produk dengan nilai penyaluran dan outstanding terbesar. Bukit memaparkan untuk nilai outstanding Emas iB mencapai Rp147,1 miliar dengan total penyaluran Rp172,9 miliar hingga Oktober 2024 atau secara year to date (ytd).
Diketahui, aset total BCA Syariah per Oktober 2024 mencapai Rp 15,1 triliun.Aset tersbeut berumbuh 14,5 persen disbanding Oter 20023. Adapun pembiayaan ssebesar Rp10,6 triliun, atau bertumbuh 33,8 prsen (yoy). Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp11,5 triliun atau meningkat sebesar 15,0 persen (yoy). Kini BCA Syari sudah memiliki 76 jaringan cabang di wilayah Jabodetabek, Surabaya, Semarang, Bandung, Solo, Yogyakarta, Bandar Lampung, Medan, Palembang, Banda Aceh, Panakukkang, Malang, Kediri, Pasuruan, dan Banyuwangi.
Komentar