ECONOMIC ZONE - Stok beras dalam negeri yang diproduksi Indonesia mencapai rekor tertinggi di saat Jepang hingga Malaysia tengah dilanda krisis beras.
Indonesia tengah mengejar target swasembada pangan di saat Malaysia dan Jepang dihantam krisis beras.
Negeri Jiran tiba-tiba meminta stok beras Indonesia. Namun, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman tegas menolak permohonan Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia YB Datuk Seri Haji Mohamad bin Sabu.
"Menarik, tadi (mentan Malaysia) menanyakan, 'apa bisa kami (Malaysia) impor beras dari Indonesia?'. Saya katakan, untuk sementara kami menjaga stok dulu," kata Amran dalam Konferensi Pers di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (22/4), seperti dikutip detikcom.
Data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras untuk konsumsi pangan penduduk di dalam negeri diperkirakan mencapai 9,04 juta ton pada kuartal I/2025.
Produksi berasnya naik 59% dibanding periode yang sama tahun lalu. Adapun jika dilihat lebih rinci, produksi beras dalam negeri sebanyak 1,24 juta ton pada Januari 2025.
Kemudian, sebanyak 2,23 juta ton beras pada Februari 2025. Serta, produksi beras dalam negeri diproyeksi akan mencapai 5,57 juta ton.
Sejalan dengan perkiraan produksi beras yang melimpah, Indonesia hanya mengimpor beras sebanyak 112.000 ton pada sepanjang Januari—Maret 2025. Angkanya turun 97% dari 1,4 juta ton tahun lalu. Jika ditelisik lebih jauh, Indonesia terakhir kali mencatatkan swasembada beras pada 2019–2021.
Di mana, rata-rata produksi beras pada periode tersebut adalah sebanyak 31,33 juta ton per tahun, dengan konsumsi beras yang mencapai 31,32 juta ton per tahun. Ke depan, pemerintah memproyeksi produksi beras dapat mencapai 41 juta ton per tahun dengan konsumsi beras sebanyak 31 juta ton per tahun pada 2027 mendatang.
Angka ini sejalan dengan langkah pemerintah yang ingin kembali menuju swasembada yang ditargetkan bisa tercapai pada 2027, yang didukung inisiatif mulai dari pompanisasi, optimasi lahan, dan cetak sawah.
Komentar