ECONOMIC ZONE - Eramet, perusahaan global di sektor pertambangan dan metalurgi, memberikan beasiswa kepada 42 mahasiswa Indonesia yang berasal dari Maluku Utara, Papua, dan Sulawesi. Inisiatif ini merupakan bentuk komitmen Eramet dalam mendukung pengurangan kesenjangan akses pendidikan berkualitas di Indonesia Timur. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, Eramet bermitra dengan Kitong Bisa Foundation Indonesia (KBF Indonesia), sebuah organisasi nirlaba yang berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan di wilayah tersebut.
Program beasiswa ini sejalan dengan peta jalan CSR Eramet, "Act for Positive Mining", yang berorientasi pada percepatan pembangunan lokal secara berkelanjutan di komunitas dan wilayah operasional. Virginie de Chassey, Chief Sustainability & External Affairs Officer Eramet, menegaskan pentingnya pendidikan sebagai kunci untuk membuka peluang yang lebih luas.
“Program Eramet Beyond bertujuan mengurangi ketidaksetaraan, khususnya dalam pendidikan dan gender. Kami berkomitmen mendukung masyarakat di sekitar wilayah operasional kami dengan memberikan akses pendidikan,” ujar Virginie saat diskusi panel dan upacara simbolis pemberian beasiswa di Jakarta, Jumat (22/11)
Program ini bertujuan memotivasi generasi muda di daerah terpencil untuk melanjutkan pendidikan tinggi dan memiliki kesempatan yang setara dengan wilayah lainnya.
“Kesetaraan akses pendidikan inilah yang ingin kami dorong bersama seluruh pemangku kepentingan,” tambah Virginie.
Para penerima beasiswa dipilih untuk jenjang Sarjana, Pascasarjana, dan Doktor dalam periode dua tahun ke depan. Bantuan mencakup biaya pendidikan (SPP), tunjangan biaya hidup, dan biaya buku. Selain itu, mereka akan mendapatkan pelatihan tambahan guna meningkatkan kemampuan teknis dan non-teknis.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia Timur masih menghadapi ketimpangan pendidikan dibandingkan wilayah lain. Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi di wilayah ini tercatat lebih rendah dari wilayah barat, dengan angka putus sekolah mencapai 4,37% pada 2020, lebih tinggi dibandingkan 3,52% di bagian barat Indonesia.
Pendiri KBF Indonesia, Billy Mambrasar, menegaskan pentingnya dukungan sektor swasta dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia Timur.
“Kolaborasi antara pemerintah dan pihak swasta telah membawa perubahan positif. Kerja sama dengan Eramet ini menjadi tonggak baru bagi KBF Indonesia. Kami bangga bahwa Eramet memiliki visi besar untuk mengembangkan talenta terbaik bangsa,” ujar Billy.
KBF Indonesia membuka pendaftaran program beasiswa ini pada 27 Agustus hingga 6 September 2024. Seleksi penerima dilakukan berdasarkan prestasi akademik, kondisi ekonomi, dan komitmen untuk berkontribusi kembali ke daerah asal.